Pahami, Inilah Contoh Attitude yang Baik dan Buruk di Dunia Kerja
Pahami, Inilah Contoh Attitude yang Baik dan Buruk di Dunia Kerja

Pahami, Inilah Contoh Attitude yang Baik dan Buruk di Dunia Kerja

Diposting pada

Halo, Sobat Bisnis. Pernahkah bertanya-tanya, “apa sih attitude itu?”. Pasalnya, “attitude” ini konon besar pengaruhnya terhadap karir kita di dunia kerja. Karena itu, wajib bagi kita mengetahui mana attitude yang baik dan buruk. Sehingga, jangan sampai malah kita melakukan attitude yang buruk, baik itu disengaja maupun tidak. Nah, berikut ini ulasan sinaubisnis.com soal attitude yang baik dan buruk beserta contohnya. Yuk, kita simak penjelasan kami tentang contoh attitude yang baik dan buruk di dunia kerja!

Pengertian Attitude

Secara sederhana, attitude adalah sikap, perilaku, atau tingkah laku seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain yang disertai kecenderungan dirinya untuk bertindak sesuai dengan sikap yang dimilikinya itu. Lantas, benarkah kalau attitude dapat memengaruhi kesuksesan seseorang ke depannya?

Mengutip Keith Harrell dalam tulisannya berjudul “Why Your Attitude is Everything”, disebutkan bahwa mengatur dan mengontrol attitude besar perannya dalam mencapai potensi hidup seseorang, serta besar juga dampaknya terhadap kinerja dan hubungan orang tersebut dengan orang-orang sekitar. Maka itu, attitude mampu menentukan cara pandang seseorang terhadap dunia, dan juga sebaliknya, ia juga menentukan bagaimana dunia memandangnya.

Itulah sebabnya, attitude jika dikulik lebih dalam maka akan dipahami sebagai sikap yang timbul pada aspek afektif seseorang, yang menentukannya dalam berperilaku. Sebab, sikap dan karakter yang dimilikinya itu menentukan perilaku seseorang dengan kerelaan dan kemauannya.

Di sisi lain, setiap kita tentu pernah merasakan akan masa-masa sulit yang membuat kita terluka, bahkan sakit dan trauma. Tak jarang, kita lebih memilih untuk berkutat dalam rasa sakit itu. Padahal, yang lebih penting untuk disadari dari itu adalah bagaimana kita menempatkan diri secara bijak dalam merespon hal itu. 

Maka, posisi kita dalam menghadapi hal itu, tak lain adalah pilihan. Tentu, setiap orang juga mengalaminya pada kesempatan yang sama. Sehingga, berdialog dengan diri sendiri, dan memotivasinya menjadi cara untuk menerima lalu mengelola sikap kita. Disitulah pentingnya attitude, karena ia soal sikap dan perilaku seseorang terhadap orang lain, sehingga hal ini menegaskan bahwa sangat penting untuk memiliki attitude yang baik dalam karir.

3 Alasan Pentingnya Attitude dalam Karir

Setidaknya ada 3 alasan mengapa attitude itu penting, foto oleh Edmond Dantès dari Pexels

Pada penjelasannya sebelumnya disebutkan betapa pentingnya attitude terhadap karir. Dan, untuk lebih jelasnya, akan dibeberkan setidaknya tiga alasan mengenai hal itu. Untuk itu, berikut ini diantaranya:

1. Attitude Lebih Utama dari Hard Skill

Mengenai hard skill tentunya kita paham bahwa untuk memperolehnya mesti melalui bangku sekolah formal. Namun, lain halnya dengan attitude, untuk mempelajarinya boleh dikata tidaklah mudah. Pasalnya, attitude sendiri adalah sikap dan karakter yang terinternalisasi karena kebiasaan, bukan juga bawaan, sehingga untuk memperolehnya tidak dapat dilakukan secara instan.

Meski begitu, tidak dapat dipungkiri kalau seseorang dengan attitude yang baik akan lebih disenangi oleh orang-orang sekelilingnya, termasuk di tempat kerjanya. Sebab itu, ia juga akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Karenanya, rekruter lebih menjadikan attitude sebagai dasar pertimbangan utama dalam merekrut sumber daya manusia karyawan.

Untuk itu, seseorang dengan pikiran terbuka (open minded), rendah hati, dan juga berkepribadian baik akan lebih dipilih. Lantaran, orang dengan karakter demikian biasanya lebih siap menghadapi tantangan pekerjaan, juga selalu sedia untuk ditempatkan dimanapun demi kepentingan perusahaan.

2. Karyawan dengan Attitude yang Baik Lebih Kompak dan Solid

Karyawan yang kompak dan solid tentunya adalah sosok karyawan yang diidam-idamkan perusahaan. Lantaran tim yang kompak dan solid akan meningkatkan produktivitas perusahaan secara optimal. Pastinya, hal itu mustahil didapat kalau karyawan itu sendiri tidak memiliki attitude yang baik, sehingga bagaimana mungkin sikap saling menghormati dan menghargai antar sesama bisa terjadi.

Karena itu, setiap perusahaan menuntut karyawannya supaya memiliki attitude yang baik. Mulai dari hal berkomunikasi dengan rekan kerja maupun dengan atasan, seperti ketika menyatakan keluhan atau masukan terkait kesulitan yang dialaminya dalam bekerja dengan divisi yang lain.

3. Attitude Sebagai Solusi Masalah 

Saling menghargai sesama rekan kerja dampaknya baik terhadap kondusifitas lingkungan kerja. Namun, suasana itu tidak akan ada tanpa adanya attitude pada setiap karyawan. Tidak hanya dengan sesama, pun hubungan baik itu juga mesti terjalin dengan atasan. Sehingga, masalah sesulit apapun dapat ditangani bersama rekan-rekan satu divisi dengan mudah. 

******

7 Contoh Attitude yang Buruk Karyawan

Sedari awal kita harus sudah tahu apa saja attitude yang buruk agar kita tidak melakukannya baik disengaja maupun tidak , foto oleh Moose Photos dari Pexels

Setelah mengetahui pengertian attitude serta alasan mengapa attitude sendiri itu penting. Maka, selanjutnya akan lebih lengkap kalau kita mengetahui juga contoh-contoh attitude yang buruk. Dan, berikut ini setidaknya ada 7 contoh attitude buruk yang dicuplik dari beberapa sumber, diantaranya:

1. Meremehkan Waktu Kerja

Terkadang, beberapa perusahaan tidak mempermasalahkan kedatangan karyawannya yang sering terlambat ke tempat kerja. Atau bahkan, keterlambatan yang menyebabkan tidak mengikuti meeting pagi. Sayangnya, hal itu bukanlah hal yang baik untuk dibiasakan. Malah sebaliknya, kalau dibiarkan begitu saja, yang ada rekan kerja atau atasan akan mengingat attitude buruk itu.

Terlebih lagi, keterlambatan yang terus-menerus juga bakal mengganggu kerja orang sekeliling, baik itu rekan kerja atau atasan. Karenanya, sebagian besar perusahaan akan memberikan Surat Peringatan (SP) bagi karyawannya yang sering terlambat. Bahkan, kalau tidak segera diindahkan bisa berujung PHK.

2. Sering Mengeluh

Keseringan mengeluh ternyata berefek negatif bagi diri kita sendiri. Bahkan, setidaknya ada 2 efek negatif, diantaranya:

Pertama, oleh orang sekitar, kita akan dicap sebagai karyawan tanpa passion lantaran sering mengeluh sementara tidak melakukan tindakan yang nyata. Kedua, ketika mengeluhkan pekerjaan dengan sesama rekan kerja, malah dapat mengganggu mereka.

Maka itu, ketimbang mengeluh lebih baik luangkan waktu untuk merenung. Kalau memang sudah tidak tahan lagi untuk bekerja di perusahaan sekarang, mending coba cari pekerjaan baru di perusahaan lain. Atau malah, kalau perlu, segera ajukan surat pengunduruan diri ke bagian HRD perusahaan.

3. Menyertakan Masalah Pribadi ke Dalam Pekerjaan 

Tentunya, kita sama-sama tahu bahwa menyertakan masalah pribadi ke dalam pekerjaan buruk akibatnya. Pasalnya, akan menjadi bias membedakan antara pikiran dan emosi saat bekerja. Malahan, terkadang juga berdampak pada sekeliling seperti menyebarkan aura negatif ke rekan kerja yang lain. Akibatnya, pekerjaan menjadi tidak tergarap maksimal, malah terbengkalai. 

4. Membiarkan Kesalahan yang Sama Berkali-kali

Mengulang kesalahan yang sama lebih dari dua kali dapat fatal akibatnya. Alih-alih dimaklumi, yang ada malah orang-orang akan menganggap kita sebagai orang yang tidak fokus, tidak teliti, bahkan ceroboh dalam bekerja. Parahnya lagi, atasan bisa jadi tidak lagi menyerahkan tanggung jawab dan kepercayaan kepada kita.

Tentunya attitude yang buruk dapat berakibat fatal untuk karir dan hubungan kita dengan orang-orang sekeliling, foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels

5. Menggunakan Aset Milik Perusahaan untuk Kepentingan Pribadi

Korupsi sejatinya tidak melulu soal uang. Bahkan, meminjam fasilitas milik perusahaan tanpa izin sebetulnya juga termasuk sebuah pelanggaran yang hampir setara dengan korupsi. Misalnya saja, meminjam mobil kantor tanpa izin untuk kepentingan pribadi bukan perusahaan. Tentu, apabila atasan mengetahui perbuatan itu bakal menjadi masalah serius. Atau juga, jika rekan kerja ada yang mengetahuinya maka ia juga dapat melaporkannya.

Oleh karena itu, apabila dalam keadaan darurat harus memakai fasilitas kantor, maka sebaiknya meminta izin terlebih dahulu ke atasan. Sehingga, bukan hanya masalah kita yang selesai, tetapi kita juga tidak mendapat masalah baru dengan atasan.

6. Menunda-nunda Pekerjaan

Menunda pekerjaan satu kali, mungkin tidak jadi masalah. Akan tetapi, apabila dilakukan berkali-kali, maka akan membuat pekerjaan kita menumpuk. Dan, mau tidak mau kita harus lembur untuk merampungkannya. Kacaunya, terkadang juga pekerjaan yang ditunda-tunda itu rampung melewati waktu deadline.

Tentu, jika demikian, maka pekerjaan menjadi tidak maksimal pengerjaannya. Oleh sebab itu, sebisa mungkin jauhi kebiasaan menunda-nunda pekerjaan sebelum atasan mengetahuinya, dan tidak menyerahkan lagi tanggung jawab penting terhadap kita.

7. Berkata “Tidak!”

Di saat tanggung jawab tugas atau pekerjaan diberikan kepada kita, maka jangan katakan “tidak!”, kecuali memang ada alasan yang tepat mengapa kita menolaknya. Namun, sebaiknya cobalah lebih bijak untuk menerimanya sebagai tantangan yang diberikan oleh atasan kita.

Sebab, jika kita terlalu sering menolak tugas baru dari atasan, malah bisa menimbulkan citra buruk terhadap kita. Dianggapnya, kita bukan orang yang multitasking, atau malah kita dianggap sudah tidak punya dedikasi lagi terhadap pekerjaan.

Penutup

Jadi, demikianlah ulasan sinaubisnis.com mengenai attitude, mulai dari pengertiannya, alasan pentingnya, sampai contohnya yang buruk. Sebagaimana yang telah diulas, attitude dapat mempengaruhi kesuksesan seseorang ke depan. Maka, harapannya tulisan ini dapat menjadi tambahan informasi bagi Sobat Bisnis untuk kesuksesan karir. Semoga bermanfaat ya!