Ayo Keluar dari Resesi!

Diposting pada

Ayo keluar dari Resesi!

Bau²nya 1,5 bulan berjalan di kuartal 3 belum ada perbaikan signifikan, Kawan² industri masih menahan produksi, dengan alasan pasar yang sulit tumbuh,

Di pemasaran juga bekerja keras dengan harapan bukan meningkatkan closing tapi berharap ada efek pasca covid mereda, semua berebut tumbuh pasca covid sambil membangun optimisme

Industri² jasa, konsultasi dan pelatihan mulai bergeliat kembali karena dianggap paling dibutuhkan untuk memberikan insight pada pekerja dan organisasi bisnis dalam.hadapi covid,

jasa² yang didorong rumah tangga yang sebenarnya paling terpukul, karena keringnya perputaran uang di masayaarakat, memaksa konsumsi diturunkan pada tingkat ekstrem, survivalitas

Lalu bagaimana dengan intervensi negara?

Instrumennya bansos dan skema pemulihan ekononomi lainnya agaknya memang bukan jadi tool untuk menggairahkan sekedar menjadi bantalan resiliency bagi pelaku usaha dan masayaarakat,

Di wilayah bansos merubah pola konsumsi yang sedianya didorong ritel oleh rumah tangga kini menjadi government spending baik lewat APBN K/L, APBD sampai APBDes.

Tp konsumsi barang² tersebut tidak bergerak signifikan kecuali anomali semisal sarden, dimana sarden sejatinya bukan konsumsi masal tapi sbg penambah gizi yang instant sarden dijadikan paket shg industrinya yang ganti kualahan memenuhi permintaan sementara pasokan ikan menurus drastis, imbasnya mgkn terpaksa impor bahan baku jadi pilihan.

Ini tentu beda cerita jika yang dilakukan adalah cash transfer pola konsumsinya tetap bertahan, tetap menggunakan jalur yang menghidupkan ekonomi cuma daya belinya saja yang ditambal. Tp apapun pilihannya semuanya adalah niat baik pemerintah yang bagi saya patut diapresiasi, meski bolongnya masih sangat banyak tapi perlu setahap demi setahap dibenahi bersama.

Ujung pangkal PEN terbesar adalah belanja pajak, semacam model ingpas, jadi pajak tetap tapi dibayar oleh negara, disinilah trick akuntansi anggaran dimainkan, secara faktual uangnya bisa jadi tidak ada, kalau pun ada akan ditagih kembali dalam restitusi pajak sekedar membantu cash flow saja, banyak instrumen lain yang disiapkan tapi yang paling dibutuhkan sebenarnya bantuan likuiditas yang terukur dan sistematis dengan menejemen resiko yang mumpuni,

What next to do?

Lembaga² keuangan harus mampu menambal kekeringan putaran uang di pelaku usaha dan industri, ditambah memberikan insentif investasi baru yang memadai utamanya dalam soal inovasi teknologi untuk penetrasi pasar dan pembangunan basis material pendukung (backward industry) yang semakin mendekatkan industri dengan UMKM.

Instrumen pembiayaan ini bisa dikerjakan bersama melalui paired credit, dimana kredit lunak yang diberikan pada industri dibarengi dengan kredit lunak pada stakeholders terkaitnya dengan prasayaarat kontrak komitmen kerja yang jelas, shg industri punya energi untuk tumbuh di sisi lain para supplier menengah ke bawah juga siap bekerja kembali memberikan supporting. Tanpa skema ini akan jadi diskusi ayam dan telor, industri butih input tapi mengevaluasi skema pembayaran dengan term yang lebih rumit, sementara supplier ingin bergerak tapi juga kesulitan untuk memenuhi term baru tersebut yang tentu menambah resiko ditambah tdk mudah mendapat modal kerja dimasa covid.

Resep ini yang dikerjakan china untuk segera bangkit, paired credit yang berlaku di industri dan supplier²nya, dengan suku bunga rendah dan penjaminan yang memadai, negara mgkn terkesan berjudi, tapi dengan sistem yang proper skema ini bisa dijalankan untuk segera mengghairahkan ekonomi yang lesu. Kredit di industri paling vital adalah menyangkut mempertahankan cash flow untuk operational cost; perawatan fasilitas produksi & biaya tenaga kerja, sdengan untuk input material mereka berusaha berhemat, maka jika credit supplier juga diberikan akan memberikan kemungkinan untuk tumbuh lebih baik, sementara supplier bisa mengoptimalkan potensi maksimalnya untuk tetap memenuhi kebutuhan tanpa terganggu term yang pembayaran yang semakin rumit, karena back up paired credit tersebut.

Maka negara, dalam konteks ini otoritas moneter hrs bahu membahu dengan asosiasi usaha, serius menta dan mencari terobosan² untuk memecahkan kebuntuan ayam dan telor, dengan modal besar satu hal: RAKYAT KITA TIDAK MALAS DAN RINDU BEKERJA KERAS….

Detil²nya saya yakin rekan² di perbankan ratusan kali lebih paham dan lebih jago membangun instrumennya, bank juga bekerja keras untuk kembali tumbuh dengan inovasi di segala lini.