Kategori: organisasi

  • Mengenal Business Development dan Peran Pentingnya untuk Perusahaan serta Karirmu

    Mengenal Business Development dan Peran Pentingnya untuk Perusahaan serta Karirmu

    Halo Sobat Bisnis, pernahkah mendengar business development (BD)? BD ini sendiri perannya amat vital bagi pengembangan perusahaan. Dimana kita tahu bahwa kunci sukses perusahaan adalah kemampuannya untuk terus berkembang. Untuk itu, pasti penasaran kan apa BD itu? Nah, biar kita tahu lebih jelasnya, yuk simak ulasan sinaubisnis.com berikut ini.

    Pengertian Business Development

    Melansir dari Forbes, BD diartikan sebagai proses pembentukan nilai jangka panjang suatu perusahaan melalui skema interaksi antara pelanggan, pasar, dan relasi bisnis. Maka langsung dapat disimpulkan bahwa anggapan yang menyamakan BD sebagai pekerjaan seorang bagian marketing adalah keliru. Lantaran tanggung jawab seorang BD adalah menemukan instrumen interaksi antara ketiga komponen itu untuk menciptakan peluang bagi perusahaan agar terus tumbuh.

    Disini, mungkin masih membingungkan ya, apa nilai jangka panjang yang dimaksud itu. Nah, sederhananya, nilai jangka panjang ini berupa pendapatan, image perusahaan, atau apapun yang membikin perusahaan terus berkembang. Dimana BD berfokus pada pembentukan nilai jangka panjang tersebut dengan cara menyusun taktik dan strategi supaya perusahaan mampu berkembang dalam rentang waktu yang lama. Karena itu juga, BD juga mesti terampil dalam memutar uang perusahaan supaya selalu untung.

    BD membentuk nilai jangka panjang suatu perusahaan melalui skema interaksi antara pelanggan, pasar, dan relasi bisnis, gambar oleh Kelly Sikkema on Unsplash

    Sampai disini, dapat dibayangkan betapa kompleksnya pekerjaan Business Development dalam mengembangkan perusahaan. Lalu, bagaimana sih BD mengembangkan perusahaan melalui interkasi tiga komponen; pelanggan, pasar, dan relasi bisnis? Berikut ini penjelasannya:

    • Pelanggan

    Memang, perusahaan amat membutuhkan pelanggan untuk berkembang. Meskipun, produk atau jasa yang perusahaan tawarkan seringnya hanya menyasar kalangan pelanggan tertentu atau tidak mesti cocok bagi semua kalangan. Namun, bukan berarti tidak mungkin bagi perusahaan untuk mampu menciptakan produk yang bisa dinikmati masyarakat secara luas. Itulah tantangan yang mesti dipecahkan oleh BD. Oleh karena itu, seorang BD mesti mampu memperoleh hal-hal baru serta memilah nilai-nilai produk yang dibutuhkan pelanggan.

    • Pasar

    Pasar atau target market menjadi acuan perusahaan untuk menawarkan produk atau jasa yang akan dijual, sehingga harus dipikirkan baik-baik sejak awal membangun bisnis. Setelah itu, barulah target market ini harus dikembangkan, sebab celaka bila malah stagnan. Maka itu, seorang BD harus mampu memunculkan inovasi pengembangan produk guna menjangkau pasar baru. Mulai dari menganalisa faktor geografi serta faktor demografi. Karena, dua faktor ini yang mempengaruhi seseorang untuk mengambil keputusan.

    • Relasi Bisnis

    Relasi bisnis, baik itu dengan pelanggan, sponsor, atau klien adalah kunci keberhasilan suatu bisnis bertahan lama. Disinilah kemudian seorang Business Development berperan untuk membangun relasi bisnis sekaligus memeliharanya dengan dasar kepercayaan dan respek antar satu sama lain.

    Tugas dan Peran Business Development

    Secara umumnya BD memiliki 7 tugas wajib, gambar oleh fauxels from Pexels

    Kerja BD yang menjalin interaksi dengan tiga komponen; pelanggan, pasar, dan relasi bisnis, menjadikannya berperan untuk mengarahkan perusahaan supaya terus berkembang, mulai dari sisi bisnis, konsumen, relasi sampai kerja sama. Namun demikian, kendati BD di tiap perusahaan secara rinci mempunyai tugas yang berbeda-beda sesuai dengan jenis bisnis perusahaannya. Tapi, secara garis besar, setidaknya seorang Business Development harus memiliki beberapa tugas dan peran sebagai berikut:

    • Ikut membantu mengembangkan produk yang dijual bersama dengan tim produk, developer dan UI/UX Designer.
    • Bekerja sama dengan Manajer Investasi serta mitra potensial lainnya.
    • Membangun kerja sama dengan Bank Kustodian guna mengamankan aset perusahaan, OJK serta regulator terkait yang berkaitan dengan bisnis investasi.
    • Mengkomunikasikan dengan baik rencana bisnis ke depan kepada partner dan calon partner.
    • Bersama tim data, menyajikan analisis data yang bersifat informatif untuk membantu pengembangan bisnis perusahaan.
    • Mengembangkan dan melaksanakan serta mengawasi proses pemasaran baik online dan offline bersama dengan tim marketing
    • Bersama tim compliance, mengembangkan dan melaksanakan serta memonitor proses Know Your Customer (KYC).

    Apakah Business Development sama dengan Marketing?

    Meski berbeda antara BD dan marketing namun keduanya saling terkait, gambar oleh ThisIsEngineering from Pexels

    Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, seringkali tugas BD dianggap sama dengan marketing, yakni sama-sama memasarkan produk. Padahal, sejatinya keduanya berbeda. Dimana kerja BD sendiri lebih kompleks dari marketing, salah satunya adalah menyusun strategi pengembangan bisnis perusahaan. Bahkan, dalam bekerja, BD mengkombinasikan marketing, penjualan, operasional, analisis strategi, dan financial anaysis

    Lain halnya dengan BD, marketing lebih fokus pada invasi market baru, negosiasi bisnis, serta  mengenalkan demonstrasi produk yang dijual. Maka itu, bagian marketing justru lebih fokus mengeksplorasi keunggulan produknya guna memaksimalkan keuntungan penjualan. 

    Meski tampak jelas titik perbedaan antara keduanya, namun baik BD dan marketing antar satu sama lain saling terkait lho. Kadang, malah marketing dimasukkan ke dalam bagian BD. Pasalnya, BD yang bekerja sendirian tanpa didukung keberadaan marketing seringkali kerjanya menjadi kurang maksimal. Maka dari itu, sinergitas antara keduanya amat membantu perusahaan untuk mengelaborasi strategi yang tepat guna mencapai target.

    Arti Penting Business Development bagi Perusahaan

    Sudah menjadi pemahaman umum bahwa hanya perusahaan yang terus berkembang yang mampu melalui tantangan dunia bisnis. Itu sebabnya, BD dibentuk untuk mengambil peran mengembangkan perusahaan secara berkelanjutan. Karena itu pula BD menempati posisi yang penting. Di sampig itu, pengembangan disini tentunya mencakup banyak hal, baik itu riset pasar, memetakan sekaligus memunculkan peluang bisnis, serta merawat dan mengembangkan hubungan dengan klien potensial baru.

    Semua itu tentunya menuntut kecakapan seorang Business Development untuk mampu membuat strategi bisnis perusahaan yang jitu. Sehingga, ketidakmampuan BD dalam membuat strategi, bakal berimbas pada kesulitan perusahaan untuk berkembang. Oleh karenannya, bagi seorang BD, dibutuhkan kemampuan menganalisis yang mendalam terkait pengembangan perusahaan.

    Setidaknya ada 3 alasan penting berkarir sebagai BD untuk perjalanan karirmu, gambar oleh Hardini Lestari on Unsplash

    Lantas, apakah Sobat Bisnis tertarik menjadi seorang BD? Masih mikir-mikir ya. Berikut ini, ada 3 alasan yang bisa dijadikan pertimbangan untuk berkarir sebagai seorang BD.

    • Peluang yang Cukup Besar

    Kebanyakan orang masih awam dengan BD, sehingga masih sedikit orang yang mengincar posisi ini. Sementara itu, dibanding management trainee atau program officer, BD malah lebih sedikit diminati. Padahal ketiga posisi ini sama prestisenya. Jadi, menjadi seorang BD bisa dibilang peluangnya masih cukup besar untuk saat ini.

    Apalagi, banyak perusahaan start up yang membuka lowongan untuk posisi BD. Pasalnya, untuk dapat dan terus bertahan di tengah persaingan pasar, perusahaan harus terus mengembangkan bisnisnya. Dan itulah peran yang diemban oleh BD.

    • Gaji yang Relatif Tinggi

    Banyak perusahaan yang menawarkan gaji pokok yang tinggi untuk posisi BD. Bahkan, tak jarang disertai iming-iming insentif pula bila mampu mencapai target perusahaan. Karena pengaruhnya yang berdampak langsung pada pendapatan perusahaan, menjadikannya berada pada posisi yang penting. Di sisi lain, perolehan gaji yang relatif tinggi tentunya menjadi keuntungan tersendiri, meski seandainya target yang ditentukan tidak tercapai. Alih-alih kalau tercapai, malah bakal memperoleh tambahan insentif.

    • Batu Loncatan untuk Karir di Masa Depan

    Berkarir sebagai BD memungkinkan kita untuk berkecimpung di bidang kerja yang lain. Untuk di awal karir, posisi ini bisa menjadi batu loncatan lho. Seringkali, perusahaan malah menempatkan pekerjanya dari BD ke tim project start up baru perusahaan. Sebab, dianggapnya karyawan dari BD mempunyai kecakapan manajerial yang lebih dari pekerja lain pada umumnya. Untuk itu, pengalaman yang mentereng sebagai BD juga akan meningkatkan kepercayaan diri untuk menjajal peran di bidang yang lain.

    Jadi, ulasan sinaubisnis.com kali ini apakah sudah cukup menggambarkan apa itu business development? Atau malah Sobat Bisnis semakin mantap untuk berkarir sebagai seorang business development? Jika iya, selamat mencobanya, dan semoga berhasil ya.

  • Mengulik Perusahaan Manufaktur, Mulai dari Pengertian, Sistem hingga Contohnya

    Halo, Sobat Bisnis. Mendengar perusahaan manufaktur sepertinya tidak asing lagi di telinga kita ya? Sebab, di Indonesia sendiri, kita banyak menjumpai pabrik-pabrik sebagai salah satu bagian dari perusahaan manufaktur, atau bisa disebut juga sebagai tempat proses manufakturing. Nah, kali ini sinaubisnis.com hendak membahas seputar perusahaan manufaktur. Yuk, simak ulasannya berikut ini! 

    Pengertian Perusahaan Manufaktur

    Menurut definisinya, perusahaan manufaktur adalah badan usaha yang mengelola bahan baku menjadi barang jadi yang memiliki nilai ekonomis. Dalam proses pekerjaannya, mesin dan peralatan serta tenaga kerja menjadi faktor yang penggerak. Oleh sebab itu, SOP (Standar Operasional Prosedur) menjadi acuan proses dan tahapan pekerjaan.

    Sementara itu, menurut CIRP, manufacturing dijelaskan sebagai tahapan dalam proses pembuatan produk, mulai dari perencanaan, desain produk, pemilihan barang, kualitas, manufaktur, dan lain-lain.

    Salah satu ciri khas kegiatan perusahaan manufaktur adalah pemanfaatannya terhadap penggunaan mesin, tenaga kerja, robot, dan komputer guna menghasilkan barang atau jasa dalam jumlah yang besar.

    Selain itu, istilah manufaktur sendiri dapat juga digunakan untuk kegiatan manusia, seperti kerajinan tangan dan produksi dengan teknologi mutakhir. Namun, umumnya istilah ini digunakan dalam dunia industri, utamanya pada kegiatan mengolah bahan baku menjadi barang jadi dalam skala besar.

    Ciri-ciri Perusahaan Manufaktur

    setidaknya ada 5 karakteristik yang dimiliki perusahaan manufaktur, gambar dari Remy Gieling on Unsplash

    Setelah mengetahui apa itu perusahaan manufaktur, kita mungkin akan mereka-reka tentang ciri khas perusahaan manufaktur dari yang lain. Berikut, kita akan menguraikan ciri-ciri perusahaan manufaktur, diantaranya :

    1. Pemanfaatan Mesin Dalam Skala Besar

    Dalam proses produksi, supaya berjalan cepat dan efisien, perusahaan manufaktur menggunakan mesin dan peralatan yang sudah berskala besar untuk menunjang proses produksi itu. Namun, bukan berarti menafikan peran manusia di dalamnya. Melainkan, tenaga manusia yang profesional amat dibutuhkan untuk mengoperasikan mesin dan peralatan.

    2. Pemrosesan Bahan Mentah Menjadi Produk

    Pengelolaan bahan mentah menjadi sebuah produk adalah aktivitas utama perusahaan manufaktur. Biasanya dalam pengerjaannya dilakukan dalam dua bentuk, yakni secara terus-menerus atau terputus-putus.

    Terputus-putus, contohnya adalah suatu perusahaan mobil ketika hendak membuat sebuah mobil tentu membutuhkan waktu yang tidak singkat. Pasalnya, untuk komponen-komponen mobil mesti dibuat dulu.

    Sementara itu, untuk proses yang terputus-putus dapat ditemukan pada perusahaan yang membuat produk disesuaikan dengan keinginan pelanggan. Dimana pada perusahaan ini, perusahaan tidak membuat produk langsung sebelum mendapat permintaan atau pesanan dari pelanggan.

    3. Proses Produksi yang Kompleks

    Dibandingkan perusahaan yang lain, perusahaan manufaktur termasuk perusahaan yang mempunyai proses produksi yang amat kompleks. Bayangkan, mesti memproduksi dalam jumlah yang besar, maka tentu dibutuhkan tidak sedikit orang untuk menanganinya.

    Itulah sebabnya, terdapat beberapa divisi yang diisi oleh orang-orang untuk saling bekerjasama antar satu sama lain sesuai jobdesknya masing-masing. Adapun contoh jobdesk tiap divisi adalah tenaga operator misalnya, bertugas untuk memastikan kinerja mesin bekerja sesuai dengan fungsinya. Dan, untuk Quality Control (QC) bertugas memastikan kesesuaian produk yang dihasilkan dengan standar dan kelayakan yang diminta pasar.

    4. Biaya Produksi yang Besar

    Skala bisnisnya yang besar tentu beriringan dengan biaya yang besar dalam mengoperasikan perusahaan manufaktur, gambar dari Paul Einerhand on Unsplash

    Bukan hanya memproduksi dalam kapasitas besar, tapi perusahaan manufaktur juga disiplin akan kualitas. Sebab, tanpa kualitas produk yang ciamik, mustahil kepuasan pelanggan dapat dipenuhi. Walaupun, soal kuantitas dan kualitas, bukanlah hal mudah untuk memenuhi keduanya sekaligus, lantaran memerlukan biaya produksi yang amat besar.

    Kendati demikian, meski merogoh kocek untuk biaya pembelian bahan baku, perawatan mesin, pembayaran tenaga kerja, dan sebagainya. Namun, apabila dikelola dengan baik maka akan mendatangkan keuntungan yang besar bagi perusahaan.

    5. Penjualan dan Pemasaran

    Mustahil barang sampai ke tangan konsumen kalau tidak ada proses pemasaran dan penjualan produk. Maka, dapat dibayangkan betapa sia-sianya kalau kedua hal itu tidak ada? Tentu, masalah besar yang kita dapatkan. Untuk itu, penjualan sejatinya adalah tujuan dari proses industri manufaktur. Yakni, bagaimana membentuk suatu barang yang mempunyai nilai ekonomi.

    Kenyataannya, banyak perusahaan manufaktur yang mengalokasikan anggarannya cukup besar untuk memaksimalkan pemasarannya demi mengangkat penjualannya. Salah satunya melalui promosi yang gencar-gencaran. Pasalnya, semakin meluasnya jangkauan promosi ini akan mengenalkan produk kita secara lebih luas ke customers.

    Jadi, itulah keunikan dari perusahaan manufaktur dari perusahan-perusahaan lainnya. Dapat dipahami bukan, betapa kompleksnya kegiatan perusahaan manufaktur, mulai dari memproses barang mentah sampai menjadi produk yang sampai ke customers. Maka dari itu, penjualan dan pemasaran termasuk dalam tahapan yang krusial untuk perusahaan manufaktur memperoleh keuntungan.

    Sistem Perusahaan Manufaktur

    Tanpa sebuah sistem, perusahaan manufaktur akan sulit bekerja. Bahkan, perusahaan juga dituntut untuk menemukan sistem yang efektif, seperti sistem lean manufacturing. Dimana sistem tersebut mempunyai nilai efisiensi, mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerja, dan unggul dalam operasional perusahaan. Berikut adalah gambaran mengenai penerapan sistem lean manufacturing:

    1. Perencanaan Matang

    Dalam berbisnis, perencanaan yang dibuat secara matang saja terkadang tidak berbuah manis. Apalagi yang tidak? Bisa-bisa yang terjadi malah pemborosan, atau naasnya gagal produksi. Selain itu juga perencanaan ini urgent untuk pengembangan produk dan usaha. 

    2. Mengaplikasikan Pull System

    Pull system cukup efektif untuk meningkatkan fleksibilitas perusahaan, lantaran pada proses ini penarikan material dilakukan hanya pada saat dibutuhkan saja. 

    3. Menargetkan Peningkatan Kualitas

    Dalam mengelola perusahaan manufaktur, sistem adalah kunci yang menentukan kerja perusahaan, gambar dari Lalit Kumar on Unsplash

    Setiap perusahaan harus selalu berorientasi pada kualitas, baik itu menjaganya juga meningkatkannya. Dampaknya, customers semakin menyukai produk kita karena kualitasnya yang selalu terjaga.

    4. Perbaikan Terus Menerus

    Dinamika pasar adalah salah satu aspek yang sulit ditebak oleh pelaku usaha. Maka itu, tidak hanya oleh perusahaan manufaktur saja, melainkan semua pelaku usaha juga harus selalu perbaikan terus-menerus. Tentunya, usaha yang adaptif terhadap pasar selain mampu bertahan juga akan selalu disukai oleh pelanggan. 

    5. Ketepatan Pengambilan Keputusan

    Soal mengambil keputusan adalah hal sulit bagi siapapun. Namun begitu, hal tersebut amat berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Apalagi kalau keputusan itu diambil secara tepat tentu akan sangat menguntungkan perusahaan.

    Contoh-contoh Perusahaan Manufaktur

    Setidaknya ada 6 contoh bidang perusahaan manufaktur, gambar dari Science in HD on Unsplash

    Sebetulnya contoh-contoh perusahaan manufaktur di dunia ada banyak sekali. Tak terkecuali di Indonesia, berikut ini beberapa contohnya:

    1. Kerajinan

    Keragaman budaya menjadikan Indonesia kaya akan kerajinan. Karenanya, industri kerajinan menghasilkan banyak sekali jenis kerajinan yang menjadi andalan komoditi ekspor Indonesia, seperti kain tenun, pahatan dari kayu atau batu, dan yang lainnya.

    2 . Tekstil dan Garmen

    Industri tekstil dan garmen merupakan salah satu perusahaan manufaktur di Indonesia yang cukup banyak menyerap tenaga kerja. Kalau dilihat dari prosesnya, mulai dari memintal kapas menjadi benang, lalu merajutnya menjadi kain, dan kemudian menjahitnya menjadi pakaian, maka ada banyak tahapan yang mesti dilalui serta ditangani banyak orang.

    4. Makanan dan Minuman

    Industri makanan dan minuman kemasan juga menjadi salah satu perusahaan manufaktur terbesar di Indonesia. Di pasaran sendiri kita akan mudah menemukannya dalam berbagai jenis, seperti makanan kemasan, makanan ringan, dan lain-lain.

    5. Otomotif

    Industri otomotif merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang memanfaatkan teknologi tingkat tinggi dalam proses produksinya. Di Indonesia, setidaknya ada banyak perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang ini, meliputi mobil, motor, dan lainnya.

    6. Elektronik

    Dari sisi pemanfaatan teknologi tingkat tinggi, maka industri elektronik mempunyai banyak kesamaan dengan industri otomotif. Bahkan, kita juga cukup familiar dengan barang-barang hasil perusahaan tersebut, seperti Handphone, Kulkas, Televisi, Komputer, Laptop, Dispenser, Kompor Listrik, AC, Kipas Angin, dan lain-lain.

    Penutup

    Itulah ulasan sinaubisnis.com mengenai perusahaan manufaktur, mulai dari pengertian, sistem, sampai contohnya. Semoga tulisan ini mampu menambah wawasan Sobat Bisnis tentang seluk-beluk perusahaan manufaktur. Semoga bermanfaat!

  • Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), Bagaimana Penerapanya di Indonesia?

    Halo, Sobat Bisnis. Mestinya tidak asing dengan kata “PHK” ya? Memang, istilah yang merupakan akronim dari pemutusan hubungan kerja ini lazim kita dengar dalam  dunia kerja. Walaupun, PHK sendiri adalah momok yang menakutkan bagi siapa saja, khususnya para pekerja. Lantas, sebenarnya apa sih PHK itu? Dan, bagaimana penerapannya di Indonesia? Yuk, kita simak ulasan sinaubisnis.com berikut ini!

    Pengertian PHK

    Dilansir dari Investopedia, Pengertian pemutusan hubungan kerja (PHK) mengacu pada berakhirnya pekerjaan karyawan di perusahaan. PHK itu bisa disebabkan oleh kemauannya sendiri atau berdasarkan keputusan yang dibuat oleh pemberi kerja. Sementara itu, seorang pekerja yang tidak aktif bekerja karena sakit, cuti, atau PHK sementara tetap dianggap bekerja. Selama, hubungan antara pekerja tersebut dengan pemberi kerja belum diakhiri secara resmi lewat pemberitahuan PHK.

    Dalam definisi yang lain, menurut Undang-undang (UU) Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, PHK merupakan pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja/buruh dan pengusaha.

    Selanjutnya, perlu bagi kita memahami bahwa PHK bisa disebabkan oleh dua faktor, yakni PHK atas dasar keinginan sendiri (sukarela) dan PHK tidak disengaja. Untuk lebih jelasnya berikut ini penjelasannya:

    PHK atas Dasar Keinginan Sendiri (Sukarela)

    PHK bisa disebabkan oleh dua faktor, yakni PHK atas dasar keinginan sendiri (sukarela) dan PHK tidak disengaja, gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay

    Ternyata PHK tidak melulu datang dari pemberi kerja saja. Kadang, PHK malah muncul dari keinginan pekerja sendiri. Biasanya, hal itu disebabkan oleh beberapa alasan, misal menemukan pekerjaan yang lebih baik di perusahaan lain, pensiun dari angkatan kerja, mengundurkan diri untuk memulai bisnis sendiri, atau istirahat dari pekerjaan.

    Namun, PHK atas keinginan pekerja sendiri terkadang justru disebabkan oleh kondisi yang sulit, atau biasa disebut pemecatan konstruktif (constructive dismissal). Dimana karyawan tersebut berhenti bekerja dari perusahaannya lantaran tekanan yang berat dari pemberi kerja, peningkatan kerja, atau kondisi kerja yang sulit. Sedangkan, gaji yang ia terima sebanding, atau bahkan tidak mampu mencukupi kebutuhannya.

    Dalam kondisi lain, pemberhentian paksa karena ultimatum untuk berhenti atau dipecat, juga termasuk dalam pemecatan konstruktif. Bahkan, apabila selama bekerja terdapat pelanggaran hukum oleh perusahaan terhadap karyawannya, maka pekerja itu berhak menerima kompensasi atau tunjangan.

    PHK Tidak Disengaja

    Jenis PHK ini adalah PHK yang terjadi karena pemberi kerja memecat atau memberhetikan karyawannya. Karenanya, jika dijabarkan faktornya maka akan diperoleh dalam beberapa hal berikut, diantaranya:

    • Perampingan Karyawan

    Dalam beberapa kasus, perusahaan terkadang terpaksa harus merampingkan karyawan. Hal itu bukan karena kesalahan karyawan sehingga ia dipecat. Melainkan, ada beberapa alasan yang melatarbelakanginya, semisal untuk menurunkan biaya operasional, merestrukturisasi organisasi, atau bahkan memang sudah tidak membutuhkan keahlian karyawannya.

    • Pemecatan

    Lumrahnya, seorang karyawan akan dipecat ketika prestasi kerjanya tidak memuaskan, baik karena perilakunya tidak sesuai dengan budaya perusahaan, atau perilaku etis yang melanggar kebijakan perusahaan. Namun demikian, dalam praktiknya, banyak perusahaan yang memecat karyawannya tanpa memberikan alasannya.

    • Pemberhentian Ilegal

    Pada kenyataannya, ternyata ada perusahaan yang memberhentikan karyawannya karena beberapa hal yang dianggap ilegal, seperti agama, ras, disabilitas, dan yang lainnya. Oleh karenanya, pemberhentian tersebut disebut pemberhentian ilegal.

    Penerapan Aturan PHK di Indonesia

    Undang-undang (UU) Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah peraturan yang mengatur mengenai PHK di Indonesia, gambar oleh Anna Shvets from Pexels

    Mengenai PHK, setiap negara tentunya mempunyai aturan masing-masing, tak terkecuali di Indonesia. Sebagaimana yang telah disinggung sebelumnya, yakni peraturan tentang ketenagakerjaan, termasuk di dalamnya PHK, diatur di UU Nomor 13 Tahun 2003. 

    Dan, berdasarkan itu, disebutkan di dalamnya, PHK di Indonesia dapat dilakukan oleh pemberi kerja melalui pemecatan atau oleh karyawan melalui pengunduran diri. Adapun prosedur PHK, selain telah diatur di dalam UU tersebut, juga diatur di dalam UU Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.

    Lalu, kaitannya dengan pengunduran diri oleh karyawan juga memiliki ketentuan sendiri dalam aturan itu. Yakni, di dalam 26 ayat 2 UU Nomor 13 Tahun 2003 berbunyi: “pekerja/buruh mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis dengan disertai alasannya selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal mulai mengundurkan diri.

    Menurut Guru Besar Hukum Perburuhan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Prof. Aloysius Uwiyono, berdasarkan ketentuan itu maka perusahaan diperkenankan mengajukan permohonan lebih dari 30 hari, dan tidak boleh kurang dari itu. Sebab, maksud dari aturan tersebut sejatinya memberi kesempatan untuk perusahaan menyiapkan pencarian pengganti untuk karyawannya yang mengundurkan diri.

    Kemudian, di ayat selanjutnya, 2 dan 3 dijelaskan apabila setelah karyawan mengajukan permohonan diri namun tidak ada jawaban dari perusahaan. Maka, 14 hari sebelum tanggal mulai pengunduran diri (tanggal terakhir bekerja), perusahaan dianggap telah menyetujui pengunduran diri tersebut.

    Jenis Jenis PHK

    Setelah mengetahui ketentuan PHK di dalam UU, maka penting juga untuk mengetahui jenis PHK. Dimana di dalam UU tersebut PHK dibagi menjadi dua jenis, yaitu penghentian tanpa sebab dan karena sebab. Pertama, penghentian tanpa sebab terjadi ketika karyawan diberhentikan karena merger, kebangkrutan, atau reorganisasi perusahaan

    Kedua, penghentian karena sebab terjadi lantaran karyawan melakukan pelanggaran, seperti pelanggaran kontrak kerja, tidak bisa bekerja lebih dari enam bulan karena sengketa hukum, atau tidak masuk kerja lebih dari lima hari kerja berturut-turut tanpa alasan yang jelas dan bukti yang memadai.

    Pembayaran Kompensasi

    UU tentang PHK dibagi menjadi dua jenis, yaitu penghentian tanpa sebab dan karena sebab, gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay

    Dalam PHK, uang kompensasi kerapkali menjadi polemik antara pemberi kerja dan karyawan. Untuk itu, mengenai kompensasi ini diatur juga di dalam UU ketenagakerjaan sebagai penyelesaian PHK, yang kemudian dibagi menjadi empat jenis, diantaranya:

    • Pesangon atau Severance Pay

    Melansir dari Cekindo, pesangon didefinisikan sebagai kompensasi kepada karyawan karena pemutusan hubungan kerja. Pemberian uang tersebut adalah sebagai bentuk penghargaan untuk karyawan oleh pemberi kerja atas masa baktinya sekaligus penggantian hak. Itulah sebabnya, pesangon ini merupakan salah satu kompensasi yang wajib diperhatikan oleh perusahaan.

    Merujuk pada UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, di dalam pasal 150 dan 156 disebutkan secara umum bahwa perusahaan wajib membayar pesangon kepada karyawannya yang di-PHK sebagai uang penghargaan serta mengganti hak yang harus diterima karyawan. Namun, kewajiban itu akan gugur ketika karyawan dalam perusahaan itu melakukan tindakan buruk terhadap perusahaan, semisal tindak korupsi.

    • Uang Penghargaan Masa Kerja (UPMK) atau Long Service Pay

    UPMK merupakan uang penghargaan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan yang berhenti atau diberhentikan sesuai masa kerja atau lama kerja di perusahaan. Dan, nominal yang diterima setiap karyawan berbeda-beda sesuai dengan jabatan dan lama kerja. Maka, bagi karyawan yang telah bekerja selama 3 tahun, tentu akan berbeda UPMK yang ia terima dibanding dengan karyawan yang baru bekerja selama 1 tahun.

    • Uang Penggantian Hak (UPH) atau Compensation Rights Pay

    UPH adalah kompensasi kepada karyawan yang berhenti atau diberhentikan dengan dasar perhitungan sebagai berikut:

    1. Cuti tahunan yang belum diambil.
    2. Biaya perjalanan ke tempat kerja.
    3. Penggantian perumahan.
    4. Pengobatan dan perawatan yang ditetapkan 15 % dari uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat.
    5. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja.
    • Uang Pisah (UP2) atau Separation Pay

    UP2 ialah uang dari perusahaan yang diperuntukan bagi karyawannya yang berhenti atau diberhentikan dengan nominal sesuai yang tercantum pada perjanjian kerja. Karena itu, nominal dan ketentuan UP2 tidak diatur secara rigid di dalam UU lantaran hal itu berkaitan dengan perjanjian kerja antara perusahaan dan karyawan.

    Penutup

    Jadi, demikianlah ulasan sinaubisnis.com mengenai PHK dan penerapan aturannya di Indonesia. Harapannya melalui penjelasan ini dapat menjadi tambahan wawasan bagi Sobat Bisnis dalam mengarungi dunia kerja. Walaupun, tentunya siapapun tidak ada yang menginginkan PHK. Namun, perlu kiranya kita membekali diri ketimbang tidak tahu sama sekali. Semoga tulisan ini bermanfaat ya!

  • Perlunya Perusahaan Mengadakan Training Motivasi

    Akhir-akhir ini banyak sekali perusahaan yang mengeluhkan tentang menurunnya kinerja karyawan mereka di tempat kerja. Berbagai macam faktor menjadi alasan seperti lesunya pasar serta ketidakpastian masa depan bisnis. Hal ini memang sangat banyak dipengaruhi oleh pandemic Covid 19 ini yang telah membuat dunia memasuki istilah “under construction”. Lalu hal apa yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi ini?

    Sebenarnya setiap orang didunia tidak memiliki kontrol langsung atas pulihnya suatu kondisi ekonomi dan bisnis didunia. Tetapi banyak juga pimpinan perusahaan yang berpikir bahwa dalam menunggu masa kepastian yang mungkin akan start di tahun 2021, mereka memilih untuk terus memantainance karyawannya dengan mengadakan Training Sales Marketing. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa setiap orang yang terlibat dalam dunia penjualan pasti merasakan dampak yang sangat menyiksa alias sedikit menghela napas. Namun langkah ini mereka klaim paling jitu untuk menghadapi tantangan di tahun 2021.

    Solusi Mengundang Motivator Indonesia

    Dengan mengadakan Training Motivasi Sales tidak serta merta belajar tentang strategi. Melainkan ada seorang pembicara alias Motivator Indonesia yang akan memberikan boosting spirit kepada setiap orang yang terlibat dalam penjualan. Karena tidak bisa dipungkir bahwa ini merupakan titik terlemah sepanajang sejarah dimana dunia penjualan sedang lesu bahkan tertidur dalam kurun waktu yang lama.

    Beberapa CEO perusahaan mengatakan bahwa setelah mereka mengundang seorang Motivator Indonesia di perusahaannya, ternyata ada banyak hal yang berubah. Seperti mendadak orang sales mulai sadar untuk kembali menyusun target baru ditahun 2021 mendatang. Tercapai atau tidak itu urusan yang berbeda. Setidaknya mereka memiliki gairah untuk menuju suatu perubahan yang sebenarnya 2021 merupakan tahun yang penuh tantangan.

    Kita banyangkan bahwa 2020 adalah titik Sleep dari bumi, dan kemudian 2021 adalah angka 1 yang akan menjadi langkah awal di perjuangan selanjutnya. Ini merupakan titik persimpangan yang penuh dengan kecemasan sekaligus harapan. Tetapi dengan kehadiran Motivator Indonesia ini harapan selalu dimunculkan agar denyut nadi penjualan masih berdetak.

    Jika yang membaca tulisan ini adalah pemilik perusahaan, pastikan bahwa setelah ini anda akan mulai memikirkan nasib harapan dari tim sales anda. Caranya bagaimana? anda sendiri yang menentukan :).

    Salam Dahsyat !

  • 6 Struktur Organisasi Perusahaan yang Bisa Kamu Pilih untuk Bisnismu

    Halo, Sobat Bisnis. Apakah pertanyaan mengenai “pentingnya mempelajari struktur organisasi perusahaan” pernah terlintas di pikiran kalian?  Mungkin sebagian pernah, sedangkan yang lain mungkin belum. Padahal, struktur organisasi perusahaan sejatinya penting lho untuk dipelajari. Walaupun sekarang kita tidak sedang bekerja di perusahaan, atau usaha kita masih relatif kecil. Untuk itu, sinaubisnis.com kali ini akan mengulik seputar struktur organisasi perusahaan. Penasaran ada apa saja? Yuk, simak ulasannya berikut ini!

    Pengertian Organisasi Perusahaan

    Bagi sebagian orang, mempelajari organisasi perusahaan dianggapnya tidak menarik. Pasalnya, menurut mereka, hal itu hanya diperuntukan bagi usaha yang skala bisnisnya sudah besar atau sudah berjalan cukup lama. Tak hanya itu, malah ada yang menyepelekannya lantaran dikira organisasi perusahaan hanya sebatas mempelajari siapa bertanggungjawab atas apa.

    Padahal, tidaklah demikian, karena sejatinya esensi dari organisasi perusahaan adalah membangun jalur pelaporan dan komunikasi yang mengikat semuanya. Karena itu, bahasan di dalamnya luas dan kompleks. Itulah sebabnya, perbincangan tentang struktur organisasi perusahaan terus dinamis sampai sekarang. Termasuk juga pendapat para ahli yang beragam mendefinisikannya.

    Misalnya saja, Tangkilisan (2007) yang mendefinisikan struktur organisasi sebagai kesesuaian pembagian pekerjaan antara fungsi dan struktur. Sebab, dalam pengamatannya, seringkali terjadi kekosongan atau malah penumpukan pelaksanaan pekerjaan, serta tidak terhubungnya antar unit-unit kerja di dalam perusahaan. Karenanya, melalui struktur organisasi yang jelas tersebut, maka setiap individu di dalam perusahaan akan mempunyai kejelasan tugas dan wewenang.

    Sementara, menurut Gomez-Mejia (2004), struktur organisasi merupakan hubungan formal dan informal antar anggota dalam organisasi agar perusahaan lebih efisien dalam bergerak. Seperti halnya melakukan penyederhanaan pekerjaan, pemekaran perusahaan, perotasian pekerjaan, dan pemerkaya pekerjaan. Itulah sebab, struktur tersebut disusun menyesuaikan pola interaksi dan mekanisme koordinasi yang akan dijalankan oleh perusahaan.

    Lalu, tak kalah penting dari memahami pengertian struktur organisasi perusahaan adalah menyusun struktur tersebut dengan jelas. Sebab, hal itu, menurut Sonia Pearson, akan berdampak langsung pada kinerja perusahaan, utamanya meminimalisir terjadinya kemungkinan terburuk, seperti:

    • Tidak rampungnya pekerjaan karena tanggung jawab yang tidak jelas, lantaran semua orang mengira pekerjaan tersebut akan dikerjakan orang lain.
    • Duplikasi pekerjaan oleh pekerja lantaran tidak adanya kejelasan kedudukan organisasi karena dikira semua pekerja bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan.
    • Ketidakjelasan hak dan kewajiban pekerja akan menyebabkan kondisi kerja menjadi tidak kondusif.
    • Arus koordinasi yang tidak jelas menyebabkan keterjangkauan informasi tidak luas dan tepat sasaran.
    • Tanpa pembagian tugas yang jelas dari manajemen puncak bakal menyebabkan beban bekerja terforsir disana, sehingga pekerjaan menjadi tidak berjalan. Karena itu, perlu ditentukan secara jelas tingkat kedudukan manajemen di dalamnya.

    Jenis-jenis Struktur Organisasi Perusahaan

    Setelah memahami betapa pentingnya struktur organisasi perusahaan harus dibentuk, maka selanjutnya kita perlu memahami juga jenis strukturnya yang beragam. Pasalnya, setiap perusahaan mempunyai permasalahan dan tantangannya masing-masing. Karena itu, guna menemukan struktur organisasi perusahaan yang relevan dengan kebutuhan perusahaan, maka 6 jenis struktur berikut ini dapat menjadi pilihan:

    #1 Struktur Organisasi Lini

    Struktur organisasi lini, gambar dari greycampus.com

    Struktur ini memiliki nama lain struktur organisasi hierarki, karena mengandalkan rantai komando vertikal untuk mengorganisir karyawan serta mengelola tanggung jawab mereka. Biasanya, kita akan mudah menemukan struktur tersebut diterapkan pada militer dan pemerintah serta organisasi besar lainnya, lantaran struktur tersebut mampu mengatur tingkat kontrol karyawan atas pekerjaannya, serta mengelola jenjang karir pangkat di dalamnya.

    Sayangnya, struktur ini dalam bisnis tergolong jenis struktur yang tradisional. Dimana dalam struktur itu, apabila diurai tiap bagiannya tersusun dari seorang eksekutif di puncak tumpukan, lalu dibawahnya orang-orang yang bertanggung jawab atas setiap area (misalnya direktur untuk bisnis yang besar), dan tim yang bekerja di setiap departemen.

    Itulah kesederhanaan struktur tersebut sehingga menjadi nilai tambahnya. Namun, struktur itu juga meniscahyakan kekakuan serta membutuhkan waktu yang lama untuk penyebaran informasi di dalam perusahaan. Sebabnya, pada struktur ini, setiap tingkatan hanya menerima instruksi dan berkomunikasi langsung dengan atasannya, sehingga tidak ada kolaborasi di dalamnya.

    Karena itu, pepatah berbunyi, “satu tangan tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh tangan lainnya”, masyhur menggambarkan pola kerja struktur organisasi lini. Sebab, di dalamnya, tidak terjalin komunikasi horizontal lantaran “bos besar” yang mengoordinasikan segalanya. Itulah sebabnya, jenis struktur ini sesuai untuk bisnis yang memiliki rutinitas yang kaku, dan tidak mempekerjakan banyak orang serta berkolaborasi secara informal.

    Untuk itu, mudah ditemui dalam praktiknya, struktur ini terdiri dari banyak lapisan manajemen. Oleh karenanya, informasi yang tersebar tidak bebas di seluruh bagian struktur, sehingga akibatnya rentan terhadap birokrasi dan pembuatan silo yang tidak memungkinkan untuk kolaborasi lintas tim.

    #2 Struktur Organisasi Fungsional

    Struktur organisasi fungsional, gambar dari greycampus.com

    Meski sekilas tampak mirip dengan struktur tradisional, namun struktur organisasi fungsional mempunyai lebih banyak jalur komunikasi. Bahkan, di Indonesia sendiri, jenis struktur tersebut banyak diterapkan di berbagai perusahaan, dengan cara kerja mengandalkan fungsi manajemen dan unit kerja satu divisi.

    Untuk itu, pada struktur ini, direktur misalnya, yang memiliki wewenang langsung ke orang-orang dibawahnya, dapat mengirimkan informasi langsung ke manajer yang tidak berada di bawah kendalinya. Pun sama halnya dengan manajer, mereka juga dapat berlaku demikian dengan tim di bawahnya dan yang lain.

    Sebab itu, maklum jadinya apabila departemen pembelian meminta manajer keuangan untuk membayar pemasok resmi. Atau misalnya, pimpinan tim produksi meminta bantuan dari manajer SDM untuk menugaskan sesuatu kepada tim produksi. Disinilah memang ciri khas jalur komunikasi struktur ini, yaitu bersifat langsung dan terbuka. Itulah sebabnya, komunikasi sangat penting untuk menentukan keberhasilan implementasi struktur organisasi fungsional.

    Di samping itu, jalur komunikasi pada struktur organisasi fungsional juga memungkinkan pengelolaan sumber daya manusia perusahaan lebih efisien, sehingga mampu mengirit biaya operasional perusahaan. Selain itu juga dengan koordinasi yang lebih baik dan berjalan sesuai fungsinya akan memudahkan perusahaan untuk mengklasifikasi karyawannya berdasarkan skillnya.

    Sayangnya, meski koordinasi berjalan baik, tetapi bukan berarti komunikasi antar tim menjadi mudah, malah seringkali cukup kesulitan. Bahkan, walaupun karyawan atau pekerja fokus pada pekerjaannya, tetapi mereka tidak mengetahui beban tim lain. Karenanya, pekerjaan malah bisa jadi terbengkalai. Hal itulah yang menjadi kelemahan dari struktur ini.

    #3 Struktur Organisasi Lini dan Staf

    Struktur organisasi lini dan staf, gambar dari greycampus.com

    Seringkali staf dalam struktur ini disalahpahami maksudnya, karena memang dalam konteks ini, staf mempunyai peran yang berbeda dari umumnya. Yakni, anggota staf berperan sebagai penasihat. Dimana mereka memberi informasi teknis dan pendapat serta saran. Bahkan, mereka juga dapat mengumpulkan laporan untuk membantu pengambilan keputusan serta mengotoritasi aktivitas tertentu.

    Sebab itu, jenis struktur ini cocok untuk diterapakan pada perusahaan yang bergelut di bidang spesialis. Pasalnya, tipikal bisnis tersebut memerlukan ahli di bidangnya, seperti ahli teknik, hukum, sains, asuransi, dan yang lain.

    #4 Struktur Organisasi Berbasis Proyek

    Struktur organisasi berdasarkan proyek, gambar dari slideserve.com

    Bagi bisnis yang berkecimpung dalam proyek yang berbeda dari klien ke klien atau dari proyek singkat ke proyek singkat yang lain, maka tentunya memerlukan struktur organisasi yang sesuai untuk kondisi itu. Dimana struktur tersebut terus berubah setiap saat, sehingga dibutuhkan kemampuan mengumpulkan tim yang tepat supaya membantu terselesaikannya pekerjaan dalam waktu yang singkat.

    Contohnya, direktur membentuk sebuah tim yang terdiri dari pimpinan dan anggota dengan keahlian yang diperlukan untuk menggarap suatu proyek. Kemudian, ketika proyek rampung, maka tim tersebut dapat ditugaskan untuk proyek baru dengan formasi tim yang berbeda. Karena memang, setiap proyek memiliki masalah dan kendala berbeda, sehingga dibutuhkan karyawan khusus dan juga berkolaborasi dengan banyak pihak.

    Untungnya, dengan struktur organisasi berbasis proyek yang fleksibel ini memungkinkan perusahaan untuk memilih tim terbaik di setiap proyek, seperti mencampur dan mencocokkan tim seperlunya. Namun, tidak memungkiri bahwa tim terpaksa harus mampu beradaptasi dengan sekumpulan kolega baru, bahkan mungkin manajer baru di setiap proyek baru yang mereka tangani.

    Selain itu, manajer juga harus terampil dan serba bisa dalam menangani semua fungsi manajemen tradisional keuangan, operasi, SDM, pemasaran, dan sebagainya. Itulah keunggulan struktur berbasis proyek, mampu menyiasati proyek yang waktunya singkat dengan struktur fungsional yang memudahkan semua pemimpin proyek.

    #5 Struktur Organisasi Divisional

    Struktur organisasi divisional, gambar dari greycampus.com

    Uniknya, struktur organisasi ini mendasari pengelompokan divisi sesuai kriteria khusus, baik berdasarkan letak geografis perusahaan, pelayanan, dan segmentasi pasar. Karenanya, inilah model yang setiap divisi di dalamnya menyusun dan merancang struktur organisasi secara mandiri.

    Di samping itu, struktur organisasi divisional mampu mengelola dengan baik hubungan antar departemen maupun divisi. Oleh karenanya, struktur tersebut tepat digunakan untuk perusahaan yang mesti menghadapi perubahan lingkungan yang cepat. Namun, kerapkali model ini menyebabkan koordinasi antar divisi berjalan tidak baik serta membutuhkan banyak sumber daya untuk menjalankannya.

    Selain itu, acapkali kepentingan divisi menjadi lebih menonjol ketimbang kepentingan perusahaan. Karenanya, kompetisi antar divisi cukup tinggi sehingga rentan memicu masalah baru.

    #6 Struktur Organisasi Matriks

    Struktur organisasi matriks, gambar dari slidebazaar.com

    Struktur organisasi ini populer dan banyak diterapkan di perusahaan-perusahaan besar dunia. Tak terkecuali Indonesia, banyak perusahaan disini yang juga menggunakannya. Pasalnya, cara kerja struktur ini mengkolaborasikan dua struktur antara struktur fungsional dan struktur divisional. Karenanya, pengambilan  keputusan oleh perusahaan menjadi lebih mudah. Bahkan, lebih mendekatkan perusahaan dengan konsumen.

    Kendati demikian, struktur ini kerapkali merepotkan perusahaan untuk merekrut tenaga profesional yang bisa diandalkan. Selain itu juga berpotensi besar memicu konflik antar unit lantaran kesamaan job desk atau kegiatan antar unit.

    Kesimpulan

    Setelah mengetahui bahwa setiap struktur organisasi perusahaan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, mungkin kita akan bertanya-tanya, kira-kira struktur organisasi apa yang bagus? Yap, jawabannya adalah semua struktur diatas merupakan struktur organisasi perusahaan yang bagus.

    Namun, kembali lagi ke kebutuhan dan target yang akan dicapai perusahaan kita. Inilah momen yang tidak mudah untuk memilih salah satu struktur yang relevan untuk bisnis kita. Selain itu, kita juga harus memperhatikan ketersediaan dan keahlian karyawan yang akan mengisi struktur yang akan kita pilih. Karena itu, sebelum memilih struktur itu perlu kiranya kita menjawab pertanyaan berikut ini:

    • Bagaimana pengelompokan fungsional dari proses kerja?
    • Apakah terdapat pengelompokan kelompok kerja, tim, atau unit secara alami?

    Setelah menjawabnya, setidaknya kita memiliki gambaran akan fungsi tiap unsur di dalamnya dan memahami bagaimana aktivitas kerja diatur dan dilaksanakan. Di samping itu juga hubungan pelaporan alami dan rantai komando teridentifikasi, baik pelaporan tersebut secara vertikal maupun horizontal.

    Bahkan, ketika pilihan sudah diambil  kita juga masih harus melakukan evaluasi secara berkala dalam waktu tertentu, supaya mengetahui keefektifan struktur organisasi tersebut. Sebab, alih-alih memperoleh keuntungan, yang ada malah menelan rugi banyak kalau struktur organisasi yang dipilih tidak sesuai. Itulah mengapa ulasan ini menyajikan banyak pilihan struktur organisasi untuk Sobat Bisnis supaya memiliki banyak referensi dalam memilih. Jadi, Sobat Bisni mau pilih yang mana?

  • Sumber Daya Manusia, Apa Sih Itu? Inilah penjelasannya!

    Halo Sobat Bisnis, mungkin tidak asing lagi ya, dengan istilah sumber daya manusia (SDM)? Pasalnya, istilah itu lazim kita dengar, utamanya di dunia perusahaan atau organisasi. Walaupun pada banyak kesempatan istilah ini juga mudah kita temukan. Lantas, apa sih SDM itu? Pasti banyak yang bertanya-tanya ya. Nah, supaya tidak penasaran lagi, berikut ini ulasan sinaubisnis.com.

    Pengertian Sumber Daya Manusia

    Membahas SDM sejatinya akan ada beragam definisi menurut para ahli. Misalnya saja, Mathis dan Jackson yang mendefinisikan SDM sebagai suatu bentuk berbagai sistem formal dalam perusahaan yang berfungsi untuk mewadahi pemanfaatan minat dan bakat manusia di dalamnya agar dapat mengantarkan perusahaan meraih tujuannya secara efektif dan efisien.

    Sementara dalam pandangan lain, Sonny Sumarsono mengurai SDM dalam dua pengertian: pertama, SDM diartikan sebagai suatu usaha kerja yang mempunyai manfaat untuk keberlangsungan produksi. Kedua, SDM dipahami sebagai sekelompok manusia yang tersusun dari individu yang memiliki kemampuan dalam menyediakan jasa.

    Dari dua pengertian diatas meski sekilas tampak berbeda, tetapi keduanya sebetulnya terjalin berkelindan. Sehingga, kalau ditarik benang merahnya maka SDM secara sederhana ialah individu atau kelompok dalam perusahaan yang bekerja untuk mewujudkan tujuan institusi atau organisasi. Karenanya, kemudian pengertian SDM berdasarkan cakupannya terbagi menjadi dua, diantaranya:

    • Dalam pengertian mikro, SDM dipahami sebagai individu yang bekerja sekaligus anggota institusi atau perusahaan. Contohnya, tenaga kerja, pekerja, karyawan, pegawai, dan lain sebagainya.
    • Dalam pengertian makro, SDM ialah penduduk dalam suatu negara yang tergolong sebagai angkatan kerja, baik sudah bekerja maupun belum bekerja.

    Untuk itu, berangkat dari pemahaman diatas maka SDM berperan vital dalam menggerakkan institusi atau organisasi. Sehingga, ia merupakan aset yang musti dilatih dan dikembangkan kemampuannya. Apalagi kalau dibandingkan dengan komponen sumber daya lainnya, semisal teknologi dan modal, tentu SDM harus mendapat prioritas wahid. Sebab, semua komponen bakal berjalan mandek kalau tidak digerakkan oleh SDM yang berkualitas.

    Sumber Daya Manusia Dalam Konsep Ekonomi

    Sumber daya manusia
    Sumber daya manusia – Foto oleh cottonbro dari Pexels

    Mafhum bahwa dalam konsep ekonomi, manusia bisa berperan banyak hal, baik sebagai produsen, konsumen, maupun pedagang. Karena itu, dalam menjalankan peran tersebut maka antar manusia satu dengan yang lainnya terangkai dalam satu sistem utuh yang tak terpisahkan. Itulah mengapa rangkaian itu disebut sumber daya manusia (SDM).

    Seperti yang diutarakan sebelumnya, SDM merupakan aset berharga, yang secara rasional kalau diberdayakan akan berimbas pada kemajuan institusi atau organisasi. Karena itu, maka amat disayangkan kalau SDM alih-alih dikembangkan seoptimal mungkin malah disia-siakan. Pasalnya, pengembangan SDM secara otomatis akan beriringan dengan tercapainya kepuasan maksimal dalam mencapai tujuan institusi atau organisasi, yang biasanya tercermin dalam keuntungan (profit).

    Dari sisi produsen misalnya, umumnya manusia akan mengoptimalkan produksinya melalui faktor-faktor produksi yang dimilikinya untuk saling dikombinasikan, sehingga nantinya diperoleh hasil yang mampu memberikan keuntungan maksimal.
    Sedangkan lain halnya sebagai konsumen, manusia secara cermat akan mengelola alokasi pemasukannya untuk memenuhi kebutuhannya secara optimal. Sementara sebagai pedagang, manusia bakal menginvestasikan modal dari barang atau jasa yang ditawarkannya untuk memperoleh keuntungan maksimal.

    Itulah gambaran yang menjelaskan kalau SDM sangatlah urgent peranannya dalam perusahaan. Bahkan lebih dari itu, mustahil jadinya kalau perusahaan akan mampu berjalan tanpa adanya SDM yang menjalankannya.

    Manajemen Sumber Daya Manusia

    Beranjak dari bahasan soal SDM yang mana betapa penting peranannya dalam menjalankan perusahaan atau institusi untuk meraih tujuannya. Maka, diperolehlah kesadaran bahwa hal itu tidak dapat berjalan begitu saja, melainkan harus ada manajemen yang sesuai untuk mengelolanya. Inilah dasar akan munculnya sebuah ilmu yang mengelola SDM, yakni manajemen SDM.

    Konon, pertama kali terbentuknya manajemen SDM adalah disaat manusia menemukan keuntungan dari kerja keras, kerja sama, dan dengan cara lain untuk menggapai tujuan sipil dan militer, menurut Herbert J. Chriden dan Arthur W. Sherman (1966). Karenanya, mulai saat itu, manajemen SDM terus tumbuh, dan bahkan menjadi salah satu bahasan penting dalam dunia akademis sampai sekarang.

    Dalam perkembangannya, manajemen SDM oleh Edwin B. Filippo (1984) didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisiran, pengarahan, dan pengendalian pengadaan, pengembangan, kompensasi, penyatuan, perawatan atau pemeliharaan, dan pemisahan atau pelepasan SDM kepada tujuan-tujuan akhir individu dalam organisasi atau masyarakat yang telah dicapai. Untuk itu, terurai kemudian komponen-komponen yang membentuk manajemen SDM, diantaranya:

    1. Fungsi Manajemen

    Manajemen SDM
    Manajemen SDM

    Pada komponen ini, fungsi manajemen (management functions) terbentuk dari beberapa tahapan, yaitu:

    #1 Perencanaan

    Bagi para manajer, tahapan ini merupakan proses yang fundamental untuk kemudian melangkah secara efektif. Sebab, perencanaan yang matang akan membentuk rancangan program yang harus diprioritaskan untuk dimaksimalkan sekaligus menggapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Perlu dilakukan analisis SWOT dalam pembuatan perencanaan.

    Lalu, untuk mulai merangkai perencanaan tersebut, maka manajer SDM harus mampu menjawab beberapa pertanyaan berikut ini:

    • Apa yang akan dilakukan?
    • Siapa yang melakukan?
    • Kapan dan dimana dilakukan?

    Tentunya, proses perencanaan ini bermanfaat untuk menuntun pimpinan perusahaan mendapat informasi lengkap terkait performa pegawai dan perusahaan serta menerima saran untuk menyusun solusi atas polemik yang tengah dihadapi perusahaan.

    #2 Pengorganisasian

    Selanjutnya, usai merampungkan perencanaan maka diperolehlah beberapa keputusan, yang kemudian perlu dibentuk skema pengorganisasian agar keputusan itu dapat direalisasikan. Pengorganisasian yang dimaksud ialah pembentukan organisasi yang terdiri dari unit-unit sekaligus fungsi-fungsinya sesuai kebutuhan untuk mencapai tujuan perusahaan.

    Lalu, pada prosesnya dilakukan perancangan hubungan antara jabatan atau pekerjaan dan personel serta faktor fisik lainnya. Dimana dalam proses itu, struktur organisasi akan terbentuk sebagai alur koordinasi antar unit di dalamnya.

    #3 Pengarahan

    Setelah merencanakan dan mengorganisir, maka diperlukan pengarahan, semacam perintah, gerakan, bahkan motivasi guna menjaga ritme dinamika organisasi. Pasalnya, pengarahan ini akan memberi petunjuk sekaligus mengajak para pegawai untuk mau secara sadar mengerjakan kewajibannya sesuai ketentuan perusahaan.

    Karena itu, melalui pengarahan akan memompa SDM untuk bekerja secara baik dan efektif serta nyaman tanpa paksaan. Harapannya kemudian akan terbangun kerja sama yang sehat di dalam perusahaan.

    #4 Pengendalian

    Setelah melalui perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan, maka untuk melengkapinya diperlukan pengendalian. Dimana salah satu bentuk pengendalian itu adalah pengawasan terhadap performa pegawai. Yakni, dengan melihat dan mengamati serta menilai pekerjaan pegawai, apakah sesuai dengan rencana yang diputuskan atau tidak, meliputi di dalamnya tujuan dan target. Itulah kemudian bisa segera dievaluasi jika terjadi penyimpangan.

    Ditambah lagi, melalui pengendalian ini selain untuk memberlakukan aturan kegiatan secara responsif, juga memungkinkan pembaharuan aturan supaya perencanaan di awal dapat terealisasi dengan baik, dan juga tujuan organisasi atau perusahaan dapat tercapai.

    2. Fungsi Operasi

    Fungsi Operasi SDM
    Fungsi Operasi

    Fungsi operasi (operative function) dibentuk melalui beberapa hal berikut:

    #1 Pengadaan

    Hal pertama yang mesti dilakukan dalam fungsi operasi, yaitu pengadaan (procurement). Sebab, pengadaan disini berkaitan dengan cara mendapatkan jenis dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi. Karena itu, dalam pelaksanaannya dibagi dalam beberapa subjek, diantaranya perekrutan, penyeleksian, dan penugasan pegawai dalam perusahaan.

    Di dalam proses perekrutan, umumnya dirancang tahapan alur seleksi untuk menyeleksi calon tenaga kerja, misalnya mengecek formulir, tes psikologi, meninjau referensi, dan melakukan wawancara.

    baca juga : Tips Membuat Curriculum Vitae, dari yang Harus Diperhatikan dan Dihindari

    #2 Pengembangan

    Setelah akhirnya tersaring calon tenaga kerja yang dibutuhkan, maka setelah seleksi atau seiring berjalannya waktu perlu dilakukan pengembangan SDM guna meng-upgrade skill dengan pelatihan. Adapun pelatihan itu menyesuaikan kebutuhan kinerja pekerjaan tenaga kerja dan skema strategi bisnis perusahaan serta rencana induk kepemimpinan (human capital).

    Karena itu, pengembangan sejatinya sangatlah penting, terlebih untuk beradaptasi dengan perubahan, baik yang disebabkan oleh kemajuan teknologi, kerumitan tugas manajerial, maupun penyesuaian jabatan. Karenanya, peningkatan kapasitas human capital mesti fokus ke beberapa hal berikut ini:

    • Pengembangan kepemimpinan (leadership development)
    • Penyesuaian tujuan strategis perusahaan dengan skenario serta rencana kerja seluruh unit bisnis dalam perusahaan
    • Meminimalisir bahkan menutup kesenjangan kompetisi antar karyawan

    Sementara itu, pelatihan untuk pengembangan keahlian atau biasa disebut juga penataran secara teknis dapat dilakukan dalam beragam skema dan bentuk, namun dari segi tahapan dapat dilakukan dalam dua kondisi berikut, diantaranya:

    Pertama, penataran untuk membekali pegawai sebelum mulai bekerja bagi pegawai yang sudah diterima setelah melalui proses seleksi.

    Kedua, penataran untuk peningkatan kinerja bagi pegawai yang sudah bekerja dan ditugaskan mengambil penataran.

    #3 Kompensasi

    Kompensasi, yakni pemberian upah yang cukup dan wajar bagi tenaga kerja terhadap kontribusinya atas tujuan organisasi atau perusahaan, sejatinya merupakan proses penting dalam fungsi operasional. Biasanya, kompensasi diberikan dalam bentuk uang plus tunjangan lainnya. Sayangnya, acapkali hal ini diselepekan oleh manajer, padahal bagi pegawai kompensasi berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja.

    #4 Integrasi atau Penyatuan

    Selanjutnya, tak kalah penting bahwa selain pengembangan dan kompensasi yang memadai setelah pegawai diterima, yaitu integrasi atau kesatuan dalam perusahaan. Untuk itu, guna berjalannya proses integrasi atau penyatuan, maka setiap individu di dalam perusahaan musti merubah mindset-nya, kebiasaannya, bahkan sikapnya yang berpotensi merugikan perusahaan. Semua itu perlu dilakukan supaya terbentuk sebuah kerja sama yang baik untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.

    #5 Perawatan atau Pemeliharaan

    Pemeliharaan atau perawatan merupakan hal yang wajib dilakukan untuk menjaga bahkan meningkatkan kemampuan dan kondisi SDM yang telah ada. Untungnya hal itu dapat dilakukan dalam bentuk yang bervariasi, misalnya memberikan inventaris kantor semacam kendaraan bagi salesman, atau yang lainnya.

    Namun mesti diperhatikan, terutama untuk pemberian inventaris kantor agar setelah diberikan sebaiknya jangan ditarik lagi atau dikurangi tiba-tiba tanpa alasan yang jelas. Sebab, hal itu akan berdampak pada kinerja pegawai. Bahkan, imbasnya tidak hanya terhadap pegawai saja, melainkan juga mempengaruhi stabilitas perusahaan sehingga malah menyebabkan kerugian.

    #6 Pemisahan atau Pelepasan atau Pensiun

    Terakhir dari fungsi operasional adalah pemisahan atau pelepasan atau pensiun. Tentunya, hal itu lazim dilakukan. Karena memang, selain menerima pegawai maka maklum kemudian perusahaan juga melepaskannya, atau dalam istilah lain, yaitu mengembalikan pegawai ke dalam masyarakat.

    Pelepasan ditujukan ke pegawai yang sudah menghabiskan waktu banyak untuk berkontribusi dalam perusahaan, dan tentu tujuan utama dilakukannya hal itu adalah untuk menjamin pensiun pegawai. Selain itu, perusahaan juga wajib untuk mengusahakan jaminan bagi pegawai yang pensiun dengan salah satu caranya yaitu memberikan dana bagi mereka yang akan pensiun. Dana itu diambil dari potongan gaji pegawai tersebut selama bekerja bagi perusahaan.

    baca juga : Mengenal Pengangguran dari Dampak hingga Jenisnya

    Urgensi Manajemen Sumber Daya Manusia

    Urgensi Manajemen Sumber Daya Manusia
    Urgensi Manajemen Sumber Daya Manusia

    Berdasarkan ulasan diatas, mestinya secara tersirat dapat dipahami bahwa SDM beserta manajemennya amatlah penting untuk menunjang kinerja perusahaan sekaligus menyejahterakan setiap orang yang berperan di dalamnya. Karena itulah mengapa umumnya terdapat sebuah departemen khusus di dalam perusahaan yang menjalankan fungsi manajemen SDM.

    Terlebih lagi, lingkungan bisnis yang dinamis bahkan sulit diprediksi mengharuskan setiap perusahaan supaya mampu bergerak fleksibel (organizational rigidity). Sehingga, tata kelola bisnis tidak bisa hanya didasarkan pada aturan saja, tetapi juga membutuhkan visi dan nilai sebagai petunjuk. Karenanya, kemampuan SDM sangat diandalkan terutama yang mempunyai pengetahuan, kreativitas, wawasan, dan visi yang sesuai dengan visi perusahaan.

    Akhirnya, usai juga ulasan mengenai SDM. Dan, harapannya melalui tulisan ini diperoleh tambahan wawasan mengenai seluk-beluk SDM. Semoga bermanfaat ya!

  • 4 Kelompok Kunci Dalam Dunia Usaha Perdagangan

    Kegiatan enterpreuner atau sering disebut wirausaha menjadi sebuah aktivitas yang sangat diminati akhir-akhir ini. Kelompok yang sangat tertarik dengan aktivitas ini kebanyakan adalah anak muda. Alasan mereka untuk menjadi enterpreuner sangat variatif. Ada yang kemauan sendiri, terpaksa (dituntut oleh keadaan), atau disuruh orang tua. Yang jelas kebanyakan dari mereka berkeyakinan bahwa jalur enterpreuner bisa cepat mengantarkan pada kesuksesan.

    Meningkatnya Minat Menjadi Wirausaha

    Anak muda yang tertarik dengan dunia usaha karena dirinya sendiri, biasanya mereka memiliki motivasi untuk menjadi manusia yang merdeka (tidak tergantung dengan orang lain). Selain itu, biasanya mereka terinspirasi oeleh tokoh (pengusaha) yang sukses dan memiliki asset yang berlimpah. Namun, tidak sedikit dari mereka juga mempunyai motivasi agar dapat menolong orang lain. Karena dalam dunia usaha nantinya kita dapat menyerap banyak tenaga kerja dan tentunya membantu orang untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Dunia usaha mereka yakini dapat membantu negara dalam mengentaskan kemiskinan dan pengangguran. Dan tipe pengusaha seperti ini biasanya sudah memiliki perhitungan yang cermat sebelum melangkah dalam dunia usaha.

    wirausaha

    Ada sebagian dari pengusaha, memilih jalan ini karena dipaksa oleh keadaan. Maksudnya adalah mereka menjadi pengusaha karena tidak ada lagi pekerjaan yang bisa dilakukan. Hal tersebut terjadi karena memang sudah putus asa mencari pekerjaan dan lama tidak mendapatkannya. Atau terlalu memilih pekerjaan sehingga sulit menemukan yang cocok. Selain itu, biasanya dikarenakan gaji yang diterima tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Karena belum menemukan pekerjaan itu artinya mereka belum makan, sedangkan kebutuhan hidup terus berjalan. Akhirnya mereka memilih untuk menjadi pengusaha. Tipe pengusaha seperti ini biasanya melakukan dunia usaha hanya untuk subsistensi atau memebuhi hidup. Karena dari awal membangun usaha mereka tidak mempunyai imajinasi yang besar dalam mengembangkan usahanya. Atau bahkan usaha tersebut dijadikan sampingan sebelum mendapatkan pekerjaan yang diharapkan.

    Sedangkan tipe pengusaha yang ke-tiga, disuruh orang tua. Sudah bisa berimajinasikan, untuk kelompok yang ketiga ini. Kelompok yang ketiga ini sebenarnya bisa dikatakan orang yang paling beruntung. Karena mereka di dukung penuh oleh keluarga untuk menjadi pengusaha. Sudah jelas untuk masalah modal dikelompok ketiga ini tidak terlalu penting. Biasanya juga, hal tersebut terjadi karena orang tua (keluarga) –nya merupakan pengusaha. Dia disuruh untuk melanjutkan (usaha warisanlah istilahnya) daripada mencari kerja, mending melanjutkan usaha yang sudah ada. Tipe yang ketiga ini biasanya dia mengikuti logika manejemen yang sudah berkembang, sembari belajar untuk merancang strategi baru dalam mengembangkannya.

    Eits, tidak menjadi soal sih entah kalian berada di kelompok yang mana. Dan bagi kalian yang merasa berada di kelompok yang belum memahami sama sekali bagaimana enterpreunership itu. Di sini penulis akan menjelaskan beberapa hal kunci yang kalian harus pahami ketika terjun dalam dunia usaha.

    Apa aja itu ? Yuks, simak ulasan di bawah ini.

    4 Kelompok Kunci Dalam Dunia Usaha Perdagangan

    Secara umum dalam dunia usaha ada 4 term yang harus kalian paham. Ya, dia adalah distributor, supplier, reseller, dan agen. Sudah pada tahu belum ? Kalau tidak tahu, nggak masalah sih. Di sini penulis akan jelaskan. Tapi, setidaknya kalian sudah pernah denger, to? Kalau belum pernah denger saya kira sangat kebangetan atau tidak wajar !

    Distributor

     

    Jika kita lihat dari segi bahasa, distributor berasal dari kata dasar distribusi. Ya, secara sederhana mereka adalah orang yang mendistribusikan barang. Dalam konteks ini tentunya, mereka mendistribusikan barang dari produsen ke pada konsumen.

    Peran seorang distributor sangatlah penting dalam dunia usaha. Merekalah yang menjadi senjata paling penting dalam menentukan keberlangsungan suatu usaha. Merekalah yang memerankan sebagai marketing.

    Distributor biasanya diperankan oleh individu atau kelompok (perusahaan). Mereka biasanya membeli produk jadi dari perusahaan lalu dijual kepada konsumen ataupun agen. Asyiknya, kalau kalian menjadi distributor kalian tidak hanya bisa menjual satu jenis produk saja. Kalian juga dapat menghimpun banyak produk supaya memiliki probabilitas yang tinggi dalam keuntungan.

    Menjadi distributor diharuskan untuk memiliki sikap yang loyal, supel, dan mudah bergaul. Karena para distributor ini yang nantinya akan menjaga hubungan antara agen dan produsen. Usahakan para agen nyaman dengan kalian, supaya tetap mengambil barang dari kalian.

    Suplier

     

    Supplier berasal dari kata suplay dalam bahasa inggris yang artinya adalah memasok barang. Supplier adalah orang yang memasok barang. Secara sederhana memasok yang dimaksudkan di sini adalah memasok barang mentah (setengah matang) kepada produsen. Fungsinya agar produsen dapat mengolahnya menjadi barang jadi.

    Peran supplier dalam hal ini sangat penting. Karena dia yang memasok bahan kepada produsen secara tidak langsung mereka juga menentukan produktivitas produsen. Misalkan jika permintaan produsen terhadap sejumlah barang adalah 3y sedangkan supplier hanya mampu menyediakan barang 2y, maka secara tidaklangsung jumlah produk yang dihasilkan oleh produsen hanya 2y.

    Supplier mempuyai posisi yang sangat penting sebenarnya dalam menjaga (menentukan) harga barang. Pasalnya, supplierlah yang mengetahui produsen barang mentah dan produsen barang jadi. Produsen barang mentah yang saya maksud di sini terutama adalah penyedia bahan produksi alami yang bergantung pada pertanian, pertambangan, dan bahan hasil alam lainnya. Sedangkan, produsen barang jadi adalah yang mengolah barang mentah tersebut, biasanya mereka adalah pengusaha baik sekala makro ataupun mikro.

    Maka dari itu, biasanya supplier memiliki kuasa dalam menentukan harga produksi barang. Adapun yang biasa terjadi harga barang sangat mahal, biasanya dikarenakan harga dari suppliernya sangat tinggi. Hal tersebut yang memaksa produsen untuk menaikan harga, karena tidak bisa menekan biaya produksi.

    Agen

     

    Agen atau biasa dikenal dengan sales adalah orang yang menjadi perantara antara distributor dengan toko retell ataupun reseller. Agen inilah yang berperan penting agar barang hasil produksi terdistribusi dengan baik. Di tangan merekalah nasib dari pengusaha (distributor) ataupun perusahaan bergantung.

    Namun, peran central seorang agen tidak sebanding dengan gaji ataupun upah yang diterima agen. Agen biasanya menjadi kelompok orang yang memiliki gaji paling sedikit. Bonus yang diterima pun sesuai dengan jumlah barang yang terjualkan. Semakin giat mereka dalam bekerja, dan semakin banyak barang dagangan yang terjual, maka mereka mendapatkan upah yang banyak juga. Berlaku pula hal yang sebaliknya.

    Jadi, jika kalian ingin membuka usaha dan membutuhkan jasa agen. Sudah tau kan, kelompok mana yang harus kalian sejahterakan ? Ya, tentunya agen to! Jika agen kalian hormati dan berikan fasilitas yang layak, sudah otomatis mereka akan bekerja secara maksimal dan tentunya omset penjualan kalian akan naik karena jumlah barang yang terjual tinggi. Tetapi, jika kalian tidak memberikan hak yang layak bagi si agen. Mereka juga akan bekerja dengan malas, dan nasib perusahaan kalian tinggal menghitung hari tuh, untuk gulung tikar.

    Reseller

    Reseller adalah penjual terakhir, maksudnya mereka memagang jalur distribusi terakhir hingga barang produksi sampai kepada konsumen atau pengguna. Istilah reseller ini muncul dan menjadi populer beriringan dengan berkembangnya bisnis online. Banyak sekarang pelaku bisnis berperan sebagai reseller. Biasanya kelompok ini didominasi oleh pemuda, mahasiswa, atau pelajar. Yang melakukan kegiatan ini hanya sekedar iseng untuk menambah uang jajan atau pendapatan.

    Sistem kerjanya pun menarik, mereka biasanya adalah kelompok orang yang tidak memiliki kemampuan produksi. Artinya, biasanya mereka tidak memiliki barang. Mereka hanya bermodalkan marketing saja. Atau membantu share di media sosial.

    Mereka mendapat keuntungan dari jumlah barang yang mereka jual. Berbeda dengan agen, kelompok ini tidak ada ikatan yang mengikat dengan produsen maupun distributor. Tidak ada target barang terjual dalam setiap masa waktunya secara ketat.

    Bagi kalian yang menjadi influenser ataupun memiliki follower media sosial yang banyak sangat diuntungkan. Kalian akan dengan mudah merasuki pasar untuk membeli setiap produk yang kalian pasarkan. Dan asyiknya, reseller dapat mengontrol harga dengan bebas. Karena kebebasannya dalam mengontrol harga, mereka dengan mudah untuk mendapatkan keuntungan sesuai yang diinginkan.

    Saya sarankan jika kalian memiliki follower ataupun menjadi influenser lebih baik kalian menjadi reseller saja daripada hanya sekedar menerima endorsan. Selain keuntungan yang kalian dapatkan lumayan, kalian juga bisa mengontrol pasar. Kalian akan memiliki data base konsumen kalian. Dan tentunya, kalian tidak perlu modal yang banyak.

    Positifnya, jika kalian nantinya ingin membuka usaha sendiri. Kalian akan dengan mudah mempengaruhi pasar dan menarik pasar karena data base yang kalian miliki. Dengan menjadi reseller inilah kalian memiliki potensi untuk menjadi pengusaha yang besar. Karena kalian sudah mengetahui target pasar mana saja yang kalian akan masuki.

    Ulasan-ulasan di atas menjadi hal pokok yang harus kalian perhatikan jika ingin menjadi pengusaha. Dengan kalian mengetahui dan memahami hal tersebut, kalian akan lebih mudah merancang strategi mengenai penjualan dan produksi. Tentunya, supaya keuntungan yang kalian dapatkan juga bertambah menjadi besar.

    Tidak hanya itu saja, kalian juga dapat memegang kelompok mana saja yang harus dipegang untuk diberdayakan. Agar nantinya, kalian tidak dengan mudah dilemahkan. Dilemahkan karena karyawan-karyawan anda tidak loyal atau karena usaha anda diduplikat oleh orang lain.

    Semoga dengan adanya ulasan di atas dapat membantu anda dalam menjalankan usaha. Tentunya, dapat berdampak positif terhadap pertumbuhan usaha kalian. Dan ulasan di atas dapat bermanfaat untuk ke depannya.  Jika ingin mengetahui informasi yang lebih mengenai ide usaha, bisa dicek halaman-halaman lainnya. Siapa tahu ada yang cocok atau sesuai dengan skill anda.